Kisah di Penghujung Jingga




Hay kawan ….
Tidak terasa ya ….
Sudah hampir setahun kita bersama
Menikmati hari demi hari di lembah nan fana
Aku tidak yakin jika kalian merasakan hal yang sama
Mungkin kalian mengaggap ini hanya lelucon
Tetapi ketahuilah, perpisahan ini sudah kurasakan lama
bahkan dari awal kita bertemu
Setiap jengkal memikirkannya
Lindu di hati bergejolak bagai api neraka, mendidihkan otak hingga lebur, leburannya memecah retina hingga membumihanguskan penglihatanku. Memaksa lubernya air di pelupuk mata.
Bagiku, aku bahagia telah terlahir didunia dan dapat dipertemukan dengan kalian
Bumi tak pernah marah pada langit
Pohon tak berkeluh kesah dirambati semut
Berbahagialah kawan
Lihatlah rumput ilalang, bersama alunan music yang didawangi angin
Mereka selalu senang, menari nari tak menghiraukan apa yang terjadi
Meskipun layu dan tinggal menunggu ajalnya.
“Hubungan kita tidak seperti pohon cemara, menjulang tinggi tetapi mudah goyah ketika mendapat ujian kecil sekalipun”
“Jangan pernah lupakan aku teman, meskipun aku selalu menjadi parasite bagi kalian semua”
          Sebagai manusia, pasti memiliki kenangan. Baik itu dokter hewan, astronot, penjual koran, penulis, artis, dokternya orang gila dan bahkan orang gila.

 Tri Nanda Candra

Manusia yang sempat kuanggap tidak dapat akrab denganku. Meskipun itu salah, walaupun aku sendiri tau kita akrab karena suatu hal yang bukan dari diri sendiri, tapi sudahlah. Aku membayangkan jika kita bepisah,  jambul tintinmu akan selalu kukenang, otot dan tulangmu yang seperti pondasi beton gedung ratusan lantai, yang hingga kini belum dapat kutakhlukhan pasti membuatku rindu. Tapi camkan ini, aku telah berlatih keras, kuhajar kamu bila waktunya tiba.

 Rafli

Semua kita lakukan bersama, mulai dari kegilaan yang besar sampai hal iseng yang kita lakukan individual. Walaupun terkadang bertengkar, jangan masukan ejekanku ke hati.

 Haidar Azka

Aku belajar banyak darimu Azka, mulai dari cara akting jatuh yang baik hingga tips and trick membuat bensin dari tape. Meskipun gagal, aku tetap mengucapkan terima kasih. Aku akan membeberkan kejadian ini azka, semoga penjual ikan di kramat bukan orang yang eksis di facebook :
Kita pernah bahu membahu menggondol beberapa ikan dari toko itu, entah apa jadinya jika aksi kita terendus pemilik toko, bisa jadi buronan kita. Terima kasih untuk Pembagian dosanya azka, aku 20% kamu 80 %.
 Bagoez

Gus, karena kamu ketua aku menggunakan deskripsi paling baku diantara yang lainnya.
Kakanda KT. Bagus (KT : Ketua Kelas), senyummu menggairahkan, memberi kami penerangan dari pandangan materialistis. Dan. Menggantinya dengan pandangan realistis akan sistematika paradigma kita bersama.
 Rizal

2 tahun yang lalu
Ketika itu, aku memang sedang memainkan bola itu sendiri. Aku iseng Jal, mungkin karena dari kecil aku lahir untuk meng isengi orang. Sumpah demi dewa Neptunus sampai ke anak beranaknya, aku tidak tau jika itu kamu, kukira itu orang lain. Namun. tetap saja aku yang salah, kakiku gatal sekali Zal masa itu, ingin rasanya kutendang bola itu keras keras. Dan akhirnya memang ketendang juga bolanya. Bola itu melambung seakan berjalan slow motion, ketika itu aku baru sadar, itu bukan orang yang aku kenal. Tetapi semuanya terlambat. Bola itu menghujam wajahmu dengan tenaga seribu kuda. Sontak aku kaget. Kamu tiba tiba juga berdiri { Tembakanku menghasilkan gradasi merah mengelilingi matanya macam matahari pagi. Atau, Jika kawan sulit membayangkannya, anggap saja seperi PO, Saudara sepupu Tingkiwingki, - Teletubies. }
Sebenarnya aku sudah ingin meminta maaf, tapi Rizal nampaknya tak mau diajak kompromi. Tentu saja kawan, aku kalah badan. Dengan brutal bak Crish John obesitas dia mendorong dadaku dengan kedua tangannya. Aku juga ingat dia mengecamkan kata-kata yang sama sekali tidak kumengerti tapi yang jelas, suara itu disertai hembusan angin berbau bangkai. Beruntung ketika itu ada Fadel. Thanks Fadel and Maaf Zal.
        Sebagai penutup Aku punya sebuah kisah, bacalah pelan teman, bacalah dengan nada seolah olah itu puisi …….
Pagi tadi, aku melihat aurora……
Berkelebat bak jemuran………
Aku terbang diatasnya…………
Matahari menyambut………
Bulan tersenyum ramah…………
Seharusnya ada kebahagiaan disitu……
Tetapi yang kurasakan tak lain hanya kepedihan…….
Angin berhembus………
Serta merta menghajar diriku, membekukanku, membuatku mati rasa …………
Kulihat para bintang……..
Wajahnya yang indah kini terlihat masam
Menghardik, seolah aku adalah manusia terpayah di muka bumi…………

Seketika cahaya muncul dihadapanku……..
Teduh, ramah, damai …. Seolah pasti ada kebebasan
Semua itu dapat kurasakan………….
mataku berbinar menatapnya … Kuputuskan melangkah
Apa yang terjadi ….!!!
Kurasakan semua menjauh dariku
Tubuhku seketika terasa ringan … semakin lama semakin ringan ….!!!!!
Bintang tertawa…!!!!
Matahari tertegun….!!!!
Bulan menangis…..!!!!
Aku tersenyum simpul melihat mereka……..!!!!
Kusadari itu hanya tipu muslihat bintang ……
Cahaya tadi hanya fatamorgana….
Semuanya terlambat ….!!
Aku sadar …. Taka ada lagi yang dapat merengkuhku untuk sekedar menyelamatkanku
Terima kasih tuhan ….
Aku bahagia ….
Selanjutnya
« KLIK DI SINI
SEBELUMNYA
KLIK DI SINI »