Entah siapa
yang mengatakannya
Bisikan itu
masuk begitu saja bagai terpaan angin utara tatkala sirna meraja
Everything like talk to me, Bahwa dia masih tegak berdiri dan siap untuk menadahku.
Meskipun tidak ku
tahu pasti apa benar itu terjadi
Selama ini
Berbagai hal kecil
selalu kuanatomikan sebagai serpihan DNA yang saling mengesinambungkan satu
sama lain hingga menjadi satu organ utuh. Labih-lebih lagi ketika rasa
penasaranku terjawab dari perantara yang tak terduga.
Mobil ini
melaju ....
Aku didalamnya
Sengaja kubuka
jendela ini, memimpikan indahnya horizon di malam hari
Sepoi angin
pun masuk, menyingkap separuh perasaanku
Bertemankan
deru mesin, aku terdiam
Di luar sana,
dapat kulihat luasnya gurun padi. Mereka
berayun, menari-nari diterpa angin
Gelombang yang
justru mendistraksi batinku, yang justru karenanyalah pikiranku melantur
Ada apa
gerangan disana ?
Apa yang
sedang gadis mungil itu kerjakan ?
Menjejak
dibagian bumi mana ia sekarang ?
...
Semakin jauh
lamunan ini mengabjad
Kian bertambah
pula hiruk pikuk kegelisahan dalam hati
Satu hal
mengalihkan perhatianku
Di sana, tak
begitu jauh letaknya
Aku melihat
sebuah gapura jalan
Tidak tahu
mengapa, mataku begitu lekat terpaku dalam satu objek
Semakin dekat, Objek itu seakan telah
menyatu dalam eritosit darahku, ia terlalu lekat untuk memalingkan perhatianku.
Tiba-tiba, dia yang ada disisiku
berbicara… Menarikku dari lamunan fatal dan membubuhkan afirmasi jikalau aku
tidak sendirian
“Jalan ini akan mengantarkan kita ke
sebuah desa” Dengan pasti, jari telunjuknya menancap ke udara
Pelan, ia merapalkan nama desa itu
“Secretly Dear”
Aku termangu, kagum akan gelagat seucap
kata tadi, ‘ya putri… kamu di desa itu putri’
Dalam hati, eter membelai halus penuh
harapan. Resrart. Ia benar benar membuatku seakan telah terlahir kembali dan
yakin …
Skenario indah kian bergulir mendekat
Kini aku kembali dalam dunia nyata. Jauh dari mimpi
yang ada. Prinsipku masih sama, bahwa ia pasti memiliki kehidupannya sendiri.
Entah itu prinsip atau estimasi. Namun yang terpenting, kehidupannya tak layak
untuk dikekang dengan noda kecil yang kubuat.
J
Entah mengapa kami harus dipertemukan lagi, meski
jujur aku amat rindu. Tetapi agaknya, ini adalah pertetmuan paling menyakitkan.
Masing- masing dari kami bagai dilingkupi kurung besi yang menyekat jarak di
antara kami.
-Hei selamat bertemu lagi
-Aku sudah lama, menghindarimu
-Sial ku lah, kau ada di sini
Sekian
lama aku bersikeras menghindarimu sampai sampai dunia ini seperti sepetak
daratan kering. Dan, kita dipertemukan kembali. Maaf, jika usahaku memberimu
kesan bahwa aku telah melupakanmu.
Disini aku sadar, akulah yang salah. Kecanggungan
yang datang menerkan telah menggerogoti kewarasanku didepannya. Gagu, kikuk,
itulah alasan teratasku mengapa aku menghindarimu
-Memang seharusnya kamu melakukan itu
-Refleksi dari kesanku melupakanmu
-Keputusan yang pasti baiknya untukmu
dan semoga juga setimpal baiknya untukku
-Tidak….
-Aku tegaskan aku tidak akan
melupakanmu
-Kamu akan tetap punya tempat di celah
hatiku
-Semoga suatu hari kita dapat bertemu
-Dan semoga pula kala itu terjadi
kecanggunganku telah sirna
Bye, selamat berpisah
lagi Putri